Hallo, super long time no write you dear blog...
Agustus 2012 kemarin, aku mulai meneruskan usaha dagang ibuku, yaa
menjadi seorang pedagang. Sepeninggalan ibuku, ada beberapa urusan yang harus
kami selesaikan sampai saat ini. satu per satu urusan perlahan selesai, tapi
masih ada beberapa yang tersisa. Kehidupan kami sekarang memang jauh berbeda
dari yang dulu ketika ibuku masih ada. Kehidupan yang aku maksud lebih kepada
kehidupan kasih sayang. Tidak ada lagi sosok yang selalu menjadi tempat
bersandar, tidak ada lagi super woman yang menjadi idola di dalam keluargaku,
tidak ada lagi dia yang bisa memasak berbagai macam masakan dengan sangaaaaaat
lezat, dan tidak ada lagi dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya
membesarkan kami.
Saat ini semacam repositioning, dimana semua yang mengerjakan pekerjaan
yang tertinggal beralih kepada aku dan adik laki-laki ku. Kami berdua berjuang
mengelola yang ibuku tinggalkan. Ayahku juga sudah termasuk dalam kategori
“pensiun”, jadi waktunya dia untuk istirahat. Aku mengurus toko, dan adikku
mengurus kebun keluarga kami. Hasil dari sini lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup kami sekeluarga.
Tidak terasa, sudah 6 bulan aku meneruskan usaha ini. 6 bulan yang
penuh kebimbangan. Apakah benar masa depanku di sini? Apakah benar tidak ada kemungkinan
aku kembali meneruskan cita-citaku di ibu kota sana? Apakah benar ini rencana
Tuhan yang paling baik? Sampai sekarang tidak ada kesepakatan iya antara hati
dan pikiranku. Mereka hanya sepakat bahwa mereka juga sedang ragu…
Aku seperti hidup di 2 sisi yang berbeda di hari-hariku. Di lingkungan
toko aku bergaul, aku tertawa, aku tersenyum, aku bercanda, tapi sesampainya di
rumah, aku diam, semacam menginginkan kehidupan yang lain, kehidupan yang ‘normal’
menurut kriteriaku. Terlebih akhir-akhir ini, aku bosan, aku ingin pergi ke
tempat yang dulu aku impikan, ibu kota. Di sana seperti ada kehidupan, tidak
lebih baik, tapi paling tidak lebih menghibur. Kehidupan berdagang di sini ga
kenal weekend, tapi kehidupan ibu kota kenal itu. Aku jenuh hidup di sini,
kalaupun di sana tidak lebih baik setidaknya aku ingin Tuhan memberiku
kesempatan untuk merasakan yang “tidak lebih baik” itu.
Tapi bagaimana dengan toko ini? bagaimana dengan warisan ibuku ini? hmm
tapi aku juga bosan. Mungkin passion ku bukan di sini? Memang selama ini aku
bisa melayani pelanggan dengan baik. Hanya bisa, tidak lebih. Yang aku ingin
lebih dari bisa untuk aku lakukan adalah menjadi seseorang yang sesuai dengan
passion dan bakatku. Terus passion ku apa? Bakat ku apa? Dari dulu aku selalu
senang di dunia musik, dunia seni. Aku senang menyanyi, aku bisa bermain gitar,
aku ingin bisa bermain piano. Aku ingin mendalami itu semua. Waktu kuliah aku
juga senang di bagian mesin pencari yang menjadi topik Tugas Akhir ku. Walaupun
aku tidak bakat programmer, tapi setidaknya aku senang kalau bisa melakukan
analisa di bagian itu. Aku juga senang “mengetik” hahaha, menulis lebih
tepatnya. Dari beberapa kesenanganku itu, yang paling aku cintai
adalah menyanyi dengan suara pas-pasan ini, hehehe.
Lalu, ke mana masa depanku akan berlabuh? Aku sepertinya akan terus
bertahan dalam kebosanan dan kejenuhan ini. tidak hanya toko, bapak dan adik
bungsu ku juga menjadi pertimbangan yang berat untuk aku tinggalkan. Mereka
membutuhkanku, tapi aku juga membutuhkan duniaku. Aku egois yaa? Iyaa mungkin
bisa dikatakan demikian. Tapi bukankah aku sudah berkorban selama beberapa bulan
ini dan mungkin beberapa bulan ke depan? Seribu kebimbangan yang ada di benak
ku, selalu berujung pada pertanyaan “nanti siapa yang mengurus semuanya kalau
kau pergi, la?”.
Aku tau, Tuhan jauh lebih mengetahui dan mengerti keadaanku sekarang.
Tapi Tuhan, bisakah aku meminta kepastian akan semua kebimbanganku? Aku seperti
lelah~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar